Minggu, 18 Oktober 2020

Tugas Ekonomi Internasional Bab 4 (Dosen Pak Ali Muhli, SE., MM)

 

NAMA            : PRAMELYA KHARISMA

NPM               : 14217723

KELAS           : 4EA30

Tugas Ekonomi Internasional BAB 4

Dosen              : Ali Muhli, SE.,MM

DASAR TUKAR INTERNASIONAL (TERM OF TRADE)

            Term of trade (TOT) adalah rasio antara harga ekspor dan harga impor. Karena perdagangan internasional melibatkan berbagai barang dan jasa, maka ekonom menghitungnya menggunakan indeks harga untuk mewakili harga rata-rata produk ekspor dan impor. Jika harga ekspor sebuah negara naik lebih tinggi daripada harga impor, negara tersebut memiliki term of trade positif. Itu berarti, untuk jumlah ekspor yang sama, negara tersebut dapat membeli lebih banyak impor.

Cara menghitung Term of Trade :

Term of trade = (Indeks harga ekspor rata-rata / Indeks harga impor rata-rata) x 100

Jika harga ekspor membaik relatif terhadap harga impor, nilai term of trade lebih dari 100%. Itu mengindikasikan sebuah negara mengakumulasi lebih banyak pembayaran dari ekspor daripada pengeluaran untuk impor. Oleh karena itu, negara tersebut dapat membeli lebih banyak impor (seperti barang konsumen dan barang modal) dengan jumlah ekspor yang sama. 

            Sebaliknya, jika harga impor naik lebih cepat daripada harga ekspor, term of trade memburuk. Negara tersebut harus mengekspor lebih banyak barang dan jasa untuk mendapatkan jumlah barang impor yang sama. Biasanya, itu mengarah pada penurunan standar hidup karena impor menjadi lebih mahal.

Konsep term of trade :

1)        Net Barter Terms of Trade (N) atau Commodity TOT

Adalah perbandingan index harga ekspor dengan index harga impor.

N = Px/Pm x 100

Keterangan :

Px = Index harga ekspor

Pm = Index harga impor

100 = Index tahun dasar

2)      Gross Barter Term of Trade

Adalah perbandingan antara indeks kuantitas ekspor (Qx) dengan indeks kuantitas impor (Qm) atau dirumuskan G = Qx / Qm

Apabila G mengalami kenaikan berarti posisi perdagangan luar negeri negeri negara tersebutkurang baik atau kurang menguntungkan karena diperlukan ekspor yang lebih besar untuk mendapatkan sejumlah impor tertentu.

3)   Income Term of Trade

Konsep ini mencerminkan kemampuan Negara untuk mengimpor barang-barang dari hasil ekspor. dirumuskan sebagai berikut :

I = N (Qx) = (Px/Pm) (Qx)

Keterangan :

I = Income barter term of trade

Qx = Index kuantitas ekspor

Px = Indeks kuantitas impor

Pm = Indeks harga impor

Kenaikan I menunjukan bahwa suatu Negara dapat memperoleh jumlah impor dengan dasar kenaikan nilai ekspornya. Kemampuan mengimpor akan lebih besar lagi apabila dipertimbangkan adanya aliran modal yang masuk serta penerimaan-penerimaan lain selain ekspor. Perubahan I dan N mungkin dalam arah yang berlawanan, misalnya indeks harga impor tetap, indeks harga ekspor turun dengan presentase lebih kecil dari pada naiknya indeks volume impor, maka I akan naik dan N akan turun.

4)      Faktorial Term of Trade

Factorial  Terms  of  Trade yaitu perbandingan  harga  indeks  rata-rata  barang ekspor dengan indeks harga rata-rata barang impor yang dikaitkan dengan produktifitas.

a)    Single factorial term of trade

S = N (Zx) = Px/Pm (Zx)

Keterangan :

Zx = produktifitas barang-barang ekspor

S = Single factorial term of trade

Px/Pm = rata-rata indeks harga barang impor dan ekspor

b)    Double Factorial term of trade

D = (Px/Pm) = (Zx/Zm)

Keterangan :

Zx = produktifitas barang-barang ekspor

Zm = Produktifitas barang-barang impor

D = Double factorial term of trade

Px/Pm = rata-rata indeks harga barang impor dan ekspor

 

Secara umum, term of trade meningkat karena:

1)      Harga ekspor naik dan kenaikannya lebih tinggi daripada harga impor.

2)      Harga ekspor naik tetapi harga impor tetap atau turun.

3)      Harga ekspor turun tetapi penurunannya lebih rendah daripada penurunan harga impor. 

4)      Harga ekspor tetap sementara harga impor turun.

Alasan menurunnya term of trade :

1)      Elastisitas Pendapatan

            Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara berkesinambungan menyebabkan meningkatnya permintaan suatu negara (baik berkembang maupun maju) terhadap barang primer maupun hasil industri olahan. Namun, peningkatan tersebut terjadi dalam proporsi yang tidak sama. Peningkatan permintaan produk hasil industri olahan lebih cepat dari pada barang primer. Akibatnya harga produk hasil industri olahan meningkat lebih cepat dari barang primer. Padahal barang primer merupakan ekspor utama negara yang sedang berkembang.

2)      Substitusi

            Jika barang primer meningkat dalam waktu yang cukup lama, maka Negara maju akan berusaha untuk membuat barang pengganti (substitusi) bagi barang primer tersebut. Selama ini barang substitusi tersebut banyak menyebabkan turunnya harga dan jumlah yang diminta bagi barang-barang primer.

3)      Pengaruh dari ekonomi (Business-cycle)

            Tidak adanya organisasi pekerja (buruh) yang kuat di Negara berkembang sehingga upah lebih mudah ditekan ke bawah dari pada di Negara maju yang memiliki organisasi pekerja yang kuat

Faktor yang mempengaruhi term of trade :

1)      Nilai Tukar

            Depresiasi membuat harga barang domestik menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Daya beli mata uang mereka terhadap mata uang domestik lebih kuat. Di sisi lain, depresiasi menunjukkan daya beli mata uang domestik yang lebih lemah, membuat harga barang impor menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, depresiasi mengarah pada penurunan term of trade.

            Sebaiknya, apresiasi mata uang domestik membuat harga barang impor lebih murah bagi pembeli domestik. Sedangkan, bagi pembeli asing, produk domestik menjadi lebih mahal. Karena alasan tersebut, term of trade cenderung naik jika nilai tukar terapresiasi.

2)      Kuantitas dan kualitas produk

                        Barang yang lebih besar dan berkualitas lebih tinggi, seperti alat berat dan mesin industri, lebih mahal dari pada produk mentah. Katakanlah, perekonomian domestik mengandalkan pengiriman barang-barang semacam itu ke luar negeri. Di sisi lain, perekonomian domestik mengandalkan impor produk-produk primer seperti bahan baku. Dalam kasus itu, term of trade seharusnya lebih dari 100%.

3)      Tingkat inflasi

                        Tingkat inflasi yang lebih tinggi berarti harga barang dan jasa di dalam perekonomian meningkat, termasuk produk ekspor. Sehingga, ketika tingkat inflasi domestik lebih tinggi daripada tingkat inflasi luar negeri, maka term of trade seharusnya lebih dari 100% (setidaknya sementara).

                        Sebaliknya, jika tingkat inflasi luar negeri lebih tinggi daripada tingkat inflasi domestik, harga barang impor secara rata-rata lebih mahal daripada harga barang ekspor. Itu mengarah pada penurunan term of trade.

 

 

Dampak term of trade terhadap perekonomian

            Ketika term of trade naik, sebuah negara dapat membeli lebih banyak barang impor daripada sebelumnya. Negara tersebut mengumpulkan lebih banyak pendapatan ekspor daripada pembayaran impor, mengasumsikan volume tidak berubah. Selanjutnya, kenaikan term of trade berdampak pada inflasi domestik. Misalnya, jika kenaikan terjadi karena harga impor yang turun atau naik lebih moderat daripada barang ekspor, tekanan inflasi yang diimpor (imported inflation) berkurang.

            Sementara itu, kemerosotan term of trade menurunkan standar hidup. Negara-negara berkembang biasanya rentan terhadap masalah tersebut. Mereka mengekspor komoditas dan mengimpor barang manufaktur. Tentu saja, harga komoditas lebih rendah daripada barang manufaktur karena nilai tambahnya lebih sedikit. Oleh karena itu, untuk membayar impor, mereka harus menjual komoditas dalam jumlah yang signifikan. 

            Tekanan semakin berat jika harga komoditas di pasar dunia turun. Mereka menghadapi kemerosotan nilai tukar dan harus mengumpulkan lebih banyak uang untuk membayar impor. Mereka harus meningkatkan volume impor secara lebih signifikan untuk menghindari kemerosotan lebih lanjut atas nilai tukar.

 

 

Minggu, 15 April 2018

SIMPLE FUTURE TENSE


SIMPLE FUTURE TENSE




LECTURER : MERISKA YOSIANA, SS.,M, HUM

GROUP NAME:
1.     ADINDA NUR FATIHAH (10217139)
2.     ARI AFRI PRADANA (10217926)
3.     MUTIA NOVIASTI PUTRI (14217317)
4.     NATASHA (14217437)
5.     PRAMELYA KHARISMA (14217723)
6.     SWARGA SWARNADWIPA W (15217813)

MANAJEMEN MAJOR
EKONOMI FACULTY
GUNADARMA UNIVERSITY
2017/2018





FOREWORD

All praise and thanks giving for the presence of Allah SWT to this day still gives the breath of life and grace of reason, so that we can finish making this paper with the title "SIMPLE FUTURE TENSE” just in time. Thanks also to all those who helped to compile this paper.

This simple paper is made to fulfill one of the English course duties. This paper discusses the definitions of Simple Future Tense their functions, some simple future formulas, and the use of to be in the form of Simple Future Tense. Finally we thank you for your attention to this paper, and the authors hope that this paper will be useful to us and especially readers in general.


Finally, there are no errors and lack of human escapes. With all the humility, constructive advice and criticism we expect from readers to improve the quality of this paper and other papers in the future.






TANGERANG, 02 APRIL, 2018


WRITER





TABLE OF CONTENTS

FOREWORD......................................................................................... 2
TABLE OF CONTENTS…………………………………………………...3
a.    Background............................................................................................ 4
b.     Problem identification............................................................................ 4
c.      Writing Purpose..................................................................................... 4
CHAPTER II DISCUSSION................................................................. 5
a.     Sense of Simple Future Tense................................................................. 5
b.    Express about future plan…………………………………………………...6
c. Simple Future Tense function………………………………………………..6
     BIBLIOGRAPHY…………………………………………………………..9













CHAPTER I
INTRODUCTION


A. Background
English is the international language. By mastering English well, then we will be able to communicate with other nations in this world. In addition, we will also be able to increase our insight and knowledge for the better of our nation and country, for we will be able to read English literature, listen to foreign radio broadcasts, and help other science films. Thus, ultimately we can master the knowledge in all fields.

B. Problem Identification
In this paper we will be much to be discussed, namely:
1. What is Simple Future Tense?
2. How to use Simple Future Tense, what are the formulas, functions and express      about future plan?


C. Writing Purpose
 
From the above problem, the author of course explain or explain points, accordance with the knowledge we get, both from books and from our teachers. Hopefully it will be useful for us. If any mistakes are written in this paper, please apologize profusely.




CHAPTER II
DISCUSSION

A.   SIMPLE FUTURE TENSE
Simple future is a form of the verb that refers to an action or event that has not yet begun.
Time signal for simple future tense
a.
Tomorrow…
Besok…
-          Morning
Pagi
-          Afternoon
Siang/sore
-          Evening
Petang
-          night
Malam
b.
Next…
… yang akan datang
-          Next time
Waktu yang akan datang
-          Next week
Minggu/ pekan yang akan datang
-          Next month
Bulan yang akan datang
-          Next year
Tahun yang akan datang
c
Tonight
Nanti malam
d
The day after tomorrow
Besok lusa
e
Soon
Segera
f
Later
Kemudian, nanti
g
Two more days
Dua hari lagi
h
Three more days
Tiga hari lagi
i
Two days later
Dua hari lagi
j
Three days later
Tiga hari lagi
k
By and by
Sebentar lagi, nanti




B.    TENSE THAT USE TO EXPRESS ABOUT FUTURE TENSE




C.   Functions :
1.     To predict a future event.
2.     With I or We, to express a spontaneous decision.
3.     To express willingness.
4.     In the negative form, to express unwillingness.
5.     With I in the interrogative form using "shall", to make an offer.
6.     With we in the interrogative form using "shall", to make a suggestion.
7.     With I in the interrogative form using "shall", to ask for advice of instructions.
8.     With you, to give orders.
9.     With you in the interrogative form, to give an invitation.

Note: In modern English will is preferred to shall. Shall is mainly used with I and we to make an offer or suggestion, or to ask for advice (see examples above). With the other persons (you, he, she, they) shall is only used in literary or poetic situations, e.g. "With rings on her fingers and bells on her toes, She shall have music wherever she goes."
Shall is usually used by British, meanwhile will is usually used by America.




Here is some examples from the functions
  • To predict a future event:
    It will rain tomorrow.
  • With I or We, to express a spontaneous decision:
    I'll pay for the tickets by credit card.
  • To express willingness:
    I'll do the washing-up.
    He'll carry your bag for you.
  • In the negative form, to express unwillingness:
    The baby won't eat his soup.
    won't leave until I've seen the manager!
  • With I in the interrogative form using "shall", to make an offer:
    Shall I open the window?
  • With I in the interrogative form using "shall", to make an offer:
    Shall I open the window?
  • With we in the interrogative form using "shall", to make a suggestion:
    Shall we go to the cinema tonight?
  • With I in the interrogative form using "shall", to ask for advice or instructions:
    What shall I tell the boss about this money?



BIBLIOGRAPHY