NAMA :
PRAMELYA KHARISMA
NPM : 14217723
KELAS :
4EA30
Tugas Ekonomi Internasional BAB 4
Dosen :
Ali Muhli, SE.,MM
DASAR
TUKAR INTERNASIONAL (TERM OF TRADE)
Term
of trade (TOT) adalah rasio antara harga ekspor dan
harga impor. Karena perdagangan internasional melibatkan berbagai barang dan
jasa, maka ekonom menghitungnya menggunakan indeks harga untuk mewakili harga
rata-rata produk ekspor dan impor. Jika harga ekspor sebuah negara naik
lebih tinggi daripada harga impor, negara tersebut memiliki term of
trade positif. Itu berarti, untuk jumlah ekspor yang sama, negara
tersebut dapat membeli lebih banyak impor.
Cara
menghitung Term of Trade :
Term of trade = (Indeks
harga ekspor rata-rata / Indeks harga impor rata-rata) x 100
Jika harga ekspor membaik relatif terhadap harga impor, nilai term
of trade lebih dari 100%. Itu mengindikasikan sebuah negara
mengakumulasi lebih banyak pembayaran dari ekspor daripada pengeluaran untuk
impor. Oleh karena itu, negara tersebut dapat membeli lebih banyak impor (seperti
barang konsumen dan barang modal) dengan jumlah ekspor yang sama.
Sebaliknya, jika harga
impor naik lebih cepat daripada harga ekspor, term of trade memburuk.
Negara tersebut harus mengekspor lebih banyak barang dan jasa untuk mendapatkan
jumlah barang impor yang sama. Biasanya, itu mengarah pada penurunan standar
hidup karena impor menjadi lebih mahal.
Konsep term of trade :
1)
Net Barter Terms of Trade (N) atau Commodity TOT
Adalah
perbandingan index harga ekspor dengan index harga impor.
N = Px/Pm x 100
Keterangan :
Px = Index harga
ekspor
Pm = Index harga
impor
100 = Index
tahun dasar
2) Gross
Barter Term of Trade
Adalah perbandingan
antara indeks kuantitas ekspor (Qx) dengan indeks kuantitas impor (Qm) atau
dirumuskan G = Qx / Qm
Apabila G mengalami
kenaikan berarti posisi perdagangan luar negeri negeri negara tersebutkurang
baik atau kurang menguntungkan karena diperlukan ekspor yang lebih besar untuk
mendapatkan sejumlah impor tertentu.
3)
Income Term of Trade
Konsep ini mencerminkan
kemampuan Negara untuk mengimpor barang-barang dari hasil ekspor. dirumuskan
sebagai berikut :
I = N (Qx) = (Px/Pm)
(Qx)
Keterangan :
I = Income barter term
of trade
Qx = Index kuantitas
ekspor
Px = Indeks kuantitas
impor
Pm = Indeks harga impor
Kenaikan I menunjukan
bahwa suatu Negara dapat memperoleh jumlah impor dengan dasar kenaikan nilai
ekspornya. Kemampuan mengimpor akan lebih besar lagi apabila dipertimbangkan
adanya aliran modal yang masuk serta penerimaan-penerimaan lain selain ekspor.
Perubahan I dan N mungkin dalam arah yang berlawanan, misalnya indeks harga
impor tetap, indeks harga ekspor turun dengan presentase lebih kecil dari pada
naiknya indeks volume impor, maka I akan naik dan N akan turun.
4) Faktorial
Term of Trade
Factorial Terms
of Trade yaitu perbandingan harga indeks
rata-rata barang ekspor dengan indeks harga rata-rata barang impor yang
dikaitkan dengan produktifitas.
a)
Single factorial term of trade
S = N (Zx) =
Px/Pm (Zx)
Keterangan :
Zx =
produktifitas barang-barang ekspor
S = Single
factorial term of trade
Px/Pm =
rata-rata indeks harga barang impor dan ekspor
b) Double
Factorial term of trade
D = (Px/Pm) = (Zx/Zm)
Keterangan :
Zx = produktifitas barang-barang
ekspor
Zm = Produktifitas barang-barang
impor
D = Double factorial term of trade
Px/Pm = rata-rata indeks harga
barang impor dan ekspor
Secara umum, term of trade meningkat
karena:
1) Harga ekspor naik dan
kenaikannya lebih tinggi daripada harga impor.
2)
Harga ekspor naik
tetapi harga impor tetap atau turun.
3)
Harga ekspor turun
tetapi penurunannya lebih rendah daripada penurunan harga impor.
4) Harga ekspor tetap sementara harga impor turun.
Alasan menurunnya term
of trade :
1)
Elastisitas Pendapatan
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi
secara berkesinambungan menyebabkan meningkatnya permintaan suatu negara (baik
berkembang maupun maju) terhadap barang primer maupun hasil industri olahan.
Namun, peningkatan tersebut terjadi dalam proporsi yang tidak sama. Peningkatan
permintaan produk hasil industri olahan lebih cepat dari pada barang primer.
Akibatnya harga produk hasil industri olahan meningkat lebih cepat dari barang
primer. Padahal barang primer merupakan ekspor utama negara yang sedang
berkembang.
2)
Substitusi
Jika barang primer meningkat dalam waktu yang cukup lama, maka Negara maju akan berusaha untuk membuat barang pengganti (substitusi) bagi barang primer tersebut. Selama ini barang substitusi tersebut banyak menyebabkan turunnya harga dan jumlah yang diminta bagi barang-barang primer.
3)
Pengaruh dari ekonomi (Business-cycle)
Tidak adanya organisasi pekerja (buruh) yang kuat di Negara berkembang sehingga upah lebih mudah ditekan ke bawah dari pada di Negara maju yang memiliki organisasi pekerja yang kuat
Faktor yang mempengaruhi term of trade :
1)
Nilai Tukar
Depresiasi membuat
harga barang domestik menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Daya
beli mata uang mereka terhadap mata uang domestik lebih kuat. Di sisi lain,
depresiasi menunjukkan daya beli mata uang domestik yang lebih lemah, membuat
harga barang impor menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, depresiasi mengarah
pada penurunan term of trade.
Sebaiknya, apresiasi
mata uang domestik membuat harga barang impor lebih murah bagi pembeli domestik.
Sedangkan, bagi pembeli asing, produk domestik menjadi lebih mahal. Karena
alasan tersebut, term of trade cenderung naik jika nilai tukar
terapresiasi.
2)
Kuantitas dan kualitas produk
Barang yang lebih besar
dan berkualitas lebih tinggi, seperti alat berat dan mesin industri, lebih
mahal dari pada produk mentah. Katakanlah, perekonomian domestik mengandalkan
pengiriman barang-barang semacam itu ke luar negeri. Di sisi lain, perekonomian
domestik mengandalkan impor produk-produk primer seperti bahan baku. Dalam
kasus itu, term of trade seharusnya lebih dari 100%.
3)
Tingkat inflasi
Tingkat inflasi yang
lebih tinggi berarti harga barang dan jasa di dalam perekonomian meningkat,
termasuk produk ekspor. Sehingga, ketika tingkat inflasi domestik lebih tinggi daripada
tingkat inflasi luar negeri, maka term of trade seharusnya
lebih dari 100% (setidaknya sementara).
Sebaliknya, jika tingkat
inflasi luar negeri lebih tinggi daripada tingkat inflasi domestik, harga
barang impor secara rata-rata lebih mahal daripada harga barang ekspor. Itu
mengarah pada penurunan term of trade.
Dampak term of trade terhadap perekonomian
Ketika term
of trade naik, sebuah negara dapat membeli lebih banyak barang impor
daripada sebelumnya. Negara tersebut mengumpulkan lebih banyak pendapatan
ekspor daripada pembayaran impor, mengasumsikan volume tidak
berubah. Selanjutnya, kenaikan term of trade berdampak
pada inflasi domestik. Misalnya, jika kenaikan terjadi karena harga impor yang
turun atau naik lebih moderat daripada barang ekspor, tekanan inflasi yang
diimpor (imported inflation) berkurang.
Sementara itu,
kemerosotan term of trade menurunkan standar hidup.
Negara-negara berkembang biasanya rentan terhadap masalah tersebut. Mereka
mengekspor komoditas dan mengimpor barang manufaktur. Tentu saja, harga
komoditas lebih rendah daripada barang manufaktur karena nilai tambahnya lebih
sedikit. Oleh karena itu, untuk membayar impor, mereka harus menjual komoditas
dalam jumlah yang signifikan.
Tekanan semakin berat
jika harga komoditas di pasar dunia turun. Mereka menghadapi kemerosotan nilai
tukar dan harus mengumpulkan lebih banyak uang untuk membayar impor. Mereka
harus meningkatkan volume impor secara lebih signifikan untuk menghindari
kemerosotan lebih lanjut atas nilai tukar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar